Kamis, 09 Februari 2012

KETIKA BUMIKU MENANGIS

Dahulu...
Keteduhan menyelimuti
Rindang dedaunan mendayu-dayu
Kicauan lantunan tembang alam samar-samar terdengar
Terbang bersama semilir angin
Gemercik air mengalir tanpa batas
Menyejukkan setiap insan memandang
Hati nan tentram seraya meneguk kemurniannya
Tanah subur membentang lebar
Mengepakkan sayap dalam bulir-bulir padi merekah
Manusia-manusia itu tersenyum tulus menggapai tiap helai...
Kegersangan merayap 
Menyergap tiap bagian hingga hancur lebur
Kekeringan daun menjadi saksi 
Betapa kejamnya manusia-manusia masa kini 
Mengikis sampai dasar potensi bumi ini 
Tak ada lagi nyanyian menentramkan 
Bulir-bulir padi mengucup pasrah 

Tahukah kalian mengapa?? 
Bumi kita sedang menangis 
Dia menyaksikan tangan-tangan jahat mengoyak raga 
Mencabik lapisan-lapisan penting dalam diri 
Dia tak kuasa menahan beban hinggah rasa menyesal menyelimuti diri 

  Keluarlah!!! 
Banjir badang menerjang kota 
Longsor mengubur harta manusia
Panas mengikis pori-pori kulit manusia

Dan . . . 
Bumipun menangis 
Dia tak ingin memperlihatkan kesedihan 
Tapi beban itu tak kuasa tertahankan... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar